Tatkala rumah sebenar tidak lagi menjadi tempat berlindung daripada hal-hal dunia yang penuh onar, hanya โdiaโ yang sudi menjadi bumbung, menahan ribut badai kejam dengan kebobrokan realiti dan dunia derita. Hanya dialah yang sudi menerima kepulangan sahabat yang kelelahan dengan sebuah pelukan hangat setelah keruntuhan rumah pertamanya.